Minggu, 17 Februari 2013

Kemampuan Bangkit dari Duduk di Lantai Merepresentasikan Tingkat Kematian

Seberapa panjang usia akan kita nikmati? Meski Tuhan yang menentukan kita bisa mengukurnya dari kondisi kesehatan kita.

Baru-baru ini European Journal of Cardiovascular Prevention melansir berita hasil penelitian Dr. Claudio Gil Araujo dan tim dari Clinimex - Exercise Medicine Clinic, Rio de Janeiro, Brazil. Araujo meneliti seberapa besar peluang hidup seseorang yang berusia setengah baya atau lebih dilihat dari kondisinya terutama gangguan kardiovaskularnya (jantung dan stroke) dengan tes yang diberikannya.


Tesnya simpel. Lebih dari 2000 orang yang berusia 51 hingga 80 tahun ikut dalam tes itu baik laki-laki maupun perempuan. Mereka diminta duduk bersila di lantai lalu berdiri. Yang dilihat adalah seperti apa cara mereka sampai bisa duduk bersila dan bagaimana caranya berdiri dari posisi bersila itu. Masing-masing (melakukan duduk atau berdiri) diberi skor antara 0-5. Dan setiap dukungan yang diberikan, misalnya adanya bantuan tangan, lutut, atau lainnya, poinnya dikurangi satu.

Relawan yang akan duduk di lantai tapi sebelum duduk membutuhkan bantuan tangan yang ditumpukan ke lantai supaya tak jatuh, dapat skor empat. Begitupun ketika akan berdiri ia harus menumpukan tangan ke lantai skornya juga empat. Seseorang akan duduk, tapi kemudian seperti menjatuhkan badannya ke lantai (hilang keseimbangan) atau yang ketika berdiri begitu tegak hilang keseimbangan, dapat skor 4,5. Dan sebagainya. Karena itu masing-masing relawan mendapatkan skor antara 0-10.

Araujo melakukan penelitian itu pada tahun 2002. Oktober 2011 hasilnya dievaluasi. Ia mengelompokkan hasilnya menjadi empat, yaitu kelompok C1 yang skornya 0-3, C2 skornya 3,5-5,5, C3 skornya 6-7,5, dan C4 dengan skor 8-10. Dalam periode 2002-2011 itu sebanyak 159 orang meninggal atau 7,9%. Mereka itu yang skornya paling rendah. Ada juga 2 orang yang skornya 10 meninggal pada periode tersebut.

Hasil itu menunjukkan mereka yang mendapatkan skor di bawah delapan (yaitu membutuhkan lebih dari satu tangan atau dukungan lutut untuk duduk dan bangkit dari lantai dengan cara yang stabil) diasosiasikan memiliki tingkat kematian 2-5 kali lipat setelah 6,3 tahun dalam periode penelitian itu. Sedangkan yang skornya 8-10 risikonya rendah. Bahkan disebutkan setiap kehilangan satu poin dari skor 5 baik saat duduk atau berdiri, itu merepresentasinya 21% peluang kematian. Inilah pertama kalinya penelitian menghubungkan cara duduk dan berdiri dengan kematian.
@SourCe

Tidak ada komentar: